Bagi penggemar makanan Jepang, menu ramen pasti bukan menu baru. Ramen disukai karena kuahnya yang kental dan gurih. Secara umum, kuah ramen terbagi menjadi 4 tipe dari kaldu yang digunakan, yakni Shio (bahan dasar garam), Tonkotsu (berbahan dasar tulang babi), Shoyu (berbahan dasar kecap Jepang), dan Miso (berbahan dasar kedelai). Mencoba menciptakan sesuatu yang baru, Tetsuya Kudo, chef sekaligus pemilik Marutama Ra-men, menciptakan ramen yang kuahnya terbuat dari kaldu ayam (Toripaitan).
Sejak tahun 2001, Tetsuya Kudo membuka Marutama Ra-men di Jepang, hingga kini, ia memiliki 4 cabang di Jepang, 4 lagi di Singapura, dan kini ia membuka gerai terbaru di Jakarta, tepatnya di lantai basement gedung Sentral Senayan I. Desain interiornya memang dibuat bergaya ala Jepang, meski masih kental pula kesan minimalisnya.
Mendekati tempat duduk Anda akan melihat selembar menu bertutup plastik yang tergeletak di tengah meja. Salah satu sisinya berbahasa Jepang, yang lainnya berbahasa Inggris. Tiga buah gambar menu ramen di bagian atas menjadi pilihan untuk Anda. Di bagian bawah, ada sekitar 8 side dish sebagai pilihan. Untuk pilihan ramen, Anda tinggal memilih rasa Marutama Ra-men/Karashi Ra-men (Rp 52.000), untuk topping ayam, Aka Ra-Men (Rp 65.000) untuk topping 7 tipe kacang giling, dan Tan Men (Rp 55.000) untuk topping sayuran.
Karena ingin fokus untuk penyajian ramen ini, menu yang dihantar tak terlalu beragam. Sedikit bocoran, khusus untuk Indonesia, ada rencana untuk mengembangkan menu yang topping-nya terbuat dari ebi (udang kecil). Selain itu, kaldu dari ayamnya ini sendiri pun perlu waktu yang tak sedikit, setidaknya butuh proses 5 jam per hari untuk membuat sup kaldu ayam ini.
Menurut Angelita S. Komala, Marketing & Promotion Manager, saat pembukaan Marutama Ra-men, hari "Penyajian ramen di sini menggunakan ramen yang dibuat sendiri, supnya terbuat dari kaldu ayam asli, sehingga rasa gurihnya asli, tidak menggunakan MSG sama sekali."
Dalam setiap mangkuk ramen yang ukurannya cukup besar, terdapat tamago (telur rebus setengah matang yang berbumbu). "Kudo-san ingin rasanya benar-benar otentik. Kalau makanan yang sudah disesuaikan dengan cita rasa khas negara lain kan, namanya fusion, tetapi kalau di sini, Kudo-san ingin memberikan cita rasa makanan masakan asli khas Jepang, meski bahan-bahannya tidak 100 persen impor."
Diklaim oleh pihak Marutama Ra-men, ramen yang terbuat dari kaldu ayam (Toripaitan) ini merupakan yang pertama di Indonesia. Memang, ketika Kompas Female mencicipi kuah Marutama Ra-men terasa gurih dan cukup kental. Bagi mereka yang suka rasa asin-gurih, bisa jadi suka dengan rasa ini. Namun, untuk yang tak biasa, bisa jadi agak sulit untuk menerimanya. Menurut beberapa rekan wartawan, ada yang mengatakan menyukai rasanya, tapi ada pula beberapa teman yang mengatakan rasa gurihnya terlalu kuat dan pekat, sehingga mereka tak sanggup menghabiskan mangkuk sajiannya.
Mie yang ada di dalamnya cenderung tak memiliki rasa, tetapi ditambah dengan suwir-suwir daging ayam empuk yang rasanya lebih asin dari kuahnya, membuat paduan cukup unik dan mengundang selera. Tamago, atau telur rebus yang bagian dalamnya setengah matang menimbulkan aroma yang cukup menyengat, bagi mereka yang tak suka baunya, mungkin bisa minta untuk memisahkan tambahan tersebut. Selain itu, potongan rumput lautnya juga memberi aroma yang cukup khas.
Harganya mungkin cenderung di atas rata-rata, namun dibarengi dengan porsi yang cukup besar, masih tergolong sepadan. Bisa jadi pula harga tersebut karena ditujukan untuk target pasar yang cenderung pebisnis, karena letaknya di perkantoran, dan pusat kota. Untuk informasi tambahan, di negeri asalnya, Jepang, penikmat ramen biasa menggunakan daging babi sebagai topping. Marutama Ra-men juga menyediakan topping ini, jika Anda ingin, silakan dipesan. Bagi Anda yang tak mengkonsumsi daging babi, jangan takut, "Di sini, wadah untuk daging dipisah, jadi tidak bercampur dengan topping yang lain," jelas Angel.
Dikatakan pula oleh Angel, sebagian besar pengunjung Marutama Ra-men di Singapura dan Jepang adalah wanita. Menurut Kudo-san ini dikarenkan pada saat pemrosesan kuahnya, terdapat kolagen yang dipercaya mampu membantu kulit lebih kenyal. Tertarik?
Marutama Ra-men, lantai basement Gedung Sentral Senayan I, Jl Asia Afrika No 8, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan.
Sumber : female.kompas
Lihat juga : dim sum, sate
Tampilkan postingan dengan label ramen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ramen. Tampilkan semua postingan
Minggu, 17 Oktober 2010
Ramen Regional Variations
Ramen Regional Variations
While standard versions of ramen are available throughout Japan since the Taisho era, the last few decades have shown a proliferation of regional variations. Some of these which have gone on to national prominence are:
* Sapporo, from the capital of Hokkaidō, is especially famous for its ramen. Most people in Japan associate Sapporo with its rich miso ramen, which was invented there and which is ideal for Hokkaidō's harsh, snowy winters. Sapporo miso ramen is typically topped with sweetcorn, butter, bean sprouts, finely chopped pork, and garlic, and sometimes local seafood such as scallop, squid, and crab. Hakodate,[3] another city of Hokkaidō, is famous for its salt flavored ramen, while Asahikawa,[4] in the north of the island, offers soy sauce flavored ones.
* Kitakata in northern Honshū is known for its rather thick, flat, curly noodles served in a pork-and-niboshi broth. The area within its former city boundaries has the highest per-capita number of ramen establishments. Ramen has such prominence in the region that locally, the word soba usually refers to ramen, and not to actual soba which is referred to as nihon soba ("Japanese soba").
* Tokyo style ramen consists of slightly thin, curly noodles served in a soy-flavoured chicken broth. The broth typically has a touch of dashi, as old ramen establishments in Tokyo often originate from soba eateries. Standard toppings on top are chopped scallion, menma, sliced pork, kamaboko, egg, nori, and spinach. Ikebukuro, Ogikubo and Ebisu are three areas in Tokyo known for their ramen.
* Yokohama ramen specialty is called Ie-kei (家系). It consists of thick, straight-ish noodles served in a soy flavored pork broth similar to tonkotsu. The standard toppings are roasted pork (char siu), boiled spinach, sheets of nori, with often shredded leak (negi) and a soft or hard boiled egg. It is traditional for customers to call the softness of the noodles, the richness of the broth and the amount of oil they want.
* Hakata ramen originates from Hakata district of Fukuoka city in Kyūshū. It has a rich, milky, pork-bone tonkotsu broth and rather thin, non-curly and resilient noodles. Often, distinctive toppings such as crushed garlic, beni shoga (pickled ginger), sesame seeds, and spicy pickled mustard greens (karashi takana) are left on tables for customers to serve themselves. Ramen stalls in Hakata and Tenjin are well-known within Japan. Recent ramen trends have made Hakata ramen one of the most popular types of ramen in Japan, and these days several chain restaurants specializing in Hakata ramen can be found all over the country.
Source : en.wikipedia.org
Look also : seafood, hanamasa
While standard versions of ramen are available throughout Japan since the Taisho era, the last few decades have shown a proliferation of regional variations. Some of these which have gone on to national prominence are:
* Sapporo, from the capital of Hokkaidō, is especially famous for its ramen. Most people in Japan associate Sapporo with its rich miso ramen, which was invented there and which is ideal for Hokkaidō's harsh, snowy winters. Sapporo miso ramen is typically topped with sweetcorn, butter, bean sprouts, finely chopped pork, and garlic, and sometimes local seafood such as scallop, squid, and crab. Hakodate,[3] another city of Hokkaidō, is famous for its salt flavored ramen, while Asahikawa,[4] in the north of the island, offers soy sauce flavored ones.
* Kitakata in northern Honshū is known for its rather thick, flat, curly noodles served in a pork-and-niboshi broth. The area within its former city boundaries has the highest per-capita number of ramen establishments. Ramen has such prominence in the region that locally, the word soba usually refers to ramen, and not to actual soba which is referred to as nihon soba ("Japanese soba").
* Tokyo style ramen consists of slightly thin, curly noodles served in a soy-flavoured chicken broth. The broth typically has a touch of dashi, as old ramen establishments in Tokyo often originate from soba eateries. Standard toppings on top are chopped scallion, menma, sliced pork, kamaboko, egg, nori, and spinach. Ikebukuro, Ogikubo and Ebisu are three areas in Tokyo known for their ramen.
* Yokohama ramen specialty is called Ie-kei (家系). It consists of thick, straight-ish noodles served in a soy flavored pork broth similar to tonkotsu. The standard toppings are roasted pork (char siu), boiled spinach, sheets of nori, with often shredded leak (negi) and a soft or hard boiled egg. It is traditional for customers to call the softness of the noodles, the richness of the broth and the amount of oil they want.
* Hakata ramen originates from Hakata district of Fukuoka city in Kyūshū. It has a rich, milky, pork-bone tonkotsu broth and rather thin, non-curly and resilient noodles. Often, distinctive toppings such as crushed garlic, beni shoga (pickled ginger), sesame seeds, and spicy pickled mustard greens (karashi takana) are left on tables for customers to serve themselves. Ramen stalls in Hakata and Tenjin are well-known within Japan. Recent ramen trends have made Hakata ramen one of the most popular types of ramen in Japan, and these days several chain restaurants specializing in Hakata ramen can be found all over the country.
Source : en.wikipedia.org
Look also : seafood, hanamasa
Kamis, 14 Oktober 2010
Kenikmatan hidangan di pesisir utara
Wilayah pesisir--sepanjang pantai hingga 12 mil arah laut--memiliki sumber daya alam yang sangat beragam, termasuk ikan yang hidup di dalamnya. Udang, cumi, lobster, hingga kerang yang hidup di wilayah pesisir sudah menjadi santapan sehari-hari masyarakat. Selain memiliki kandungan gizi tinggi, hidangan pesisir sangat menggugah selera.
Tidaklah mengherankan jika resto-resto khas hidangan pesisir kini semakin menjamur, tak terkecuali di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun jangan mencari resto bertulisan "hidangan pesisir", karena hampir seluruhnya mencantumkan kata "seafood" meskipun sebagian besar menunya berbahan dasar ikan khas wilayah pesisir, bahkan ikan air tawar.
Salah satunya adalah Resto Santai Malam 1001 hampir seluruhnya ala pesisir. Ragam ikan khas wilayah pesisir tampak dalam daftar menu, di antaranya udang api, lobster, kerang dara, kepiting hijau, dan kepiting soka.
Uniknya, resto yang terletak di Jalan Bulevar Raya LA 4 ini tidak hanya menggunakan campuran saus tiram atau saus pedas dalam resepnya, tapi juga saus tauco (tauchio). "Di sini lebih khas rasa pedas dibanding hidangan laut resto-resto lainnya," ujar salah seorang karyawannya.
Sisi, 31 tahun, salah seorang pengunjung Santai Malam 1001, mengaku baru pertama kali menyambangi resto tersebut. "Udang api goreng tepung di sini cukup renyah, dan masakan lainnya lumayan enak," ujar penggemar berat hidangan laut ini saat ditemui bersama suami dan anaknya.
Deretan resto hidangan pesisir juga tampak di area Gading Food City, yang berada di lantai dasar Jalan Bulevar Kelapa Gading Blok M. Berbeda dengan resto-resto di wilayah Kelapa Gading lainnya, Gading Food City, yang terhampar di atas area 3 hektare, baru dibuka pada sore hari hingga menjelang tengah malam (16.00-23.00).
Salah satunya Pondok Bakar Madu, yang menyajikan resep unggulan kepiting lada hitam. Harga yang ditawarkan dihitung per ons atau porsi ikan. Di sebelahnya ada resto Sanjaya, yang menyajikan menu lebih beragam, yaitu kepiting, udang, kerang, dan cumi.
Bahkan sebagian resto menggabungkan resep tradisional dalam masakan, seperti Sari Ujung Pandang dan Makassar. Sayangnya, tidak satu pun hidangan yang disajikan berbahan ikan khas wilayah tersebut. Padahal Makassar memiliki jenis-jenis ikan yang sangat beragam dan enak disantap.
Hidangan pesisir yang diolah dengan resep daerah juga dijumpai di sebuah rumah makan khas Aceh yang terletak di Jalan Bulevar Kelapa Gading Blok LB Nomor 32. Beberapa sajian mencampurkan kepiting atau udang dalam menu khasnya, seperti mi Aceh kepiting.
Bahkan cita rasa luar Indonesia, seperti Malaysia, turut meramaikan wisata kuliner pesisir di Kelapa Gading. Salah satunya Restoran Penang, yang terletak di Bulevar WB 2 No. 1, Kelapa Gading Timur.
Nama Penang diambil dari salah satu pulau terkenal di Malaysia. Resto yang dibangun pada 2006 ini memiliki beragam makanan olahan khas yang disajikan cukup beragam, mulai hidangan pembuka (appetizer) seperti bubur dan sup hingga menu utama (main course). "Hampir 90 persen hidangan Penang mengambil bahan-bahan dari laut," ujar Heri, Chief Supervisor Restoran Penang Kelapa Gading Timur.
Sumber : tim info tempo - korantempo.com
Lihat juga : sushi, ramen
Tidaklah mengherankan jika resto-resto khas hidangan pesisir kini semakin menjamur, tak terkecuali di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun jangan mencari resto bertulisan "hidangan pesisir", karena hampir seluruhnya mencantumkan kata "seafood" meskipun sebagian besar menunya berbahan dasar ikan khas wilayah pesisir, bahkan ikan air tawar.
Salah satunya adalah Resto Santai Malam 1001 hampir seluruhnya ala pesisir. Ragam ikan khas wilayah pesisir tampak dalam daftar menu, di antaranya udang api, lobster, kerang dara, kepiting hijau, dan kepiting soka.
Uniknya, resto yang terletak di Jalan Bulevar Raya LA 4 ini tidak hanya menggunakan campuran saus tiram atau saus pedas dalam resepnya, tapi juga saus tauco (tauchio). "Di sini lebih khas rasa pedas dibanding hidangan laut resto-resto lainnya," ujar salah seorang karyawannya.
Sisi, 31 tahun, salah seorang pengunjung Santai Malam 1001, mengaku baru pertama kali menyambangi resto tersebut. "Udang api goreng tepung di sini cukup renyah, dan masakan lainnya lumayan enak," ujar penggemar berat hidangan laut ini saat ditemui bersama suami dan anaknya.
Deretan resto hidangan pesisir juga tampak di area Gading Food City, yang berada di lantai dasar Jalan Bulevar Kelapa Gading Blok M. Berbeda dengan resto-resto di wilayah Kelapa Gading lainnya, Gading Food City, yang terhampar di atas area 3 hektare, baru dibuka pada sore hari hingga menjelang tengah malam (16.00-23.00).
Salah satunya Pondok Bakar Madu, yang menyajikan resep unggulan kepiting lada hitam. Harga yang ditawarkan dihitung per ons atau porsi ikan. Di sebelahnya ada resto Sanjaya, yang menyajikan menu lebih beragam, yaitu kepiting, udang, kerang, dan cumi.
Bahkan sebagian resto menggabungkan resep tradisional dalam masakan, seperti Sari Ujung Pandang dan Makassar. Sayangnya, tidak satu pun hidangan yang disajikan berbahan ikan khas wilayah tersebut. Padahal Makassar memiliki jenis-jenis ikan yang sangat beragam dan enak disantap.
Hidangan pesisir yang diolah dengan resep daerah juga dijumpai di sebuah rumah makan khas Aceh yang terletak di Jalan Bulevar Kelapa Gading Blok LB Nomor 32. Beberapa sajian mencampurkan kepiting atau udang dalam menu khasnya, seperti mi Aceh kepiting.
Bahkan cita rasa luar Indonesia, seperti Malaysia, turut meramaikan wisata kuliner pesisir di Kelapa Gading. Salah satunya Restoran Penang, yang terletak di Bulevar WB 2 No. 1, Kelapa Gading Timur.
Nama Penang diambil dari salah satu pulau terkenal di Malaysia. Resto yang dibangun pada 2006 ini memiliki beragam makanan olahan khas yang disajikan cukup beragam, mulai hidangan pembuka (appetizer) seperti bubur dan sup hingga menu utama (main course). "Hampir 90 persen hidangan Penang mengambil bahan-bahan dari laut," ujar Heri, Chief Supervisor Restoran Penang Kelapa Gading Timur.
Sumber : tim info tempo - korantempo.com
Lihat juga : sushi, ramen
Wasabi wasabi
Anda yang menggemari makanan Jepang, khususnya sushi, tentu mengenal wasabi. Untuk para penikmat pemula, wasabi bagaikan suatu shock teraphy. Rasa pedasnya tidak terasa di lidah, tetapi langsung menyerang hidung. Dijamin orang langsung megap-megap jika salah cara menyantapnya.
Namun salah satu kondimen dalam sushi ini ternyata memiliki berbagai manfaat penyembuhan. Wasabi, yang dibuat dari tumbuhan dari rumpun kubis, mampu mengatasi segala sesuatu; dari mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lubang pada gigi, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendukung oksigenasi dari jaringan sel ketika dikonsumsi untuk membantu Anda mengatasi kondisi hangover. Wasabi yang dioleskan di bibir bahkan bisa membuat bibir Anda lebih penuh, dan berfungsi sebagai perangsang hasrat seksual bila dikonsumsi kaum pria!
Dahulu, tumbuhan ini diandalkan untuk kemampuan antimikrobanya, dan digunakan suku asli Jepang untuk melindungi mereka dari keracunan makanan. Wasabi juga terbukti ampuh sebagai perantara antibakteri alami dengan konsentrasi potasium, kalsium, vitamin C, dan phytochemical yang tinggi. Hal tersebut mampu menguatkan antioksidan pada tubuh dalam mempertahankan dan mengobati kulit dari radikal bebas.
Wasabi juga tidak hanya bermanfaat ketika ditelan. Bumbu ini terbukti juga menguntungkan ketika diaplikasikan ke kulit. Akibat sifat alami wasabi, industri perawatan kulit bahkan memasukkan bahan ini ke sejumlah produk perawatan kulitnya. Di antaranya sebagai bahan dasar facial dan perawatan tubuh di spa-spa.
Beberapa produk perawatan kulit berbahan dasar wasabi tersebut antara lain Lather's Wasabi Hand Washes, Lemongrass Wasabi Hand Wash, atau Naturopathica Green Tea Wasabi Mask untuk proses detoksifikasi pada wajah. Sayangnya, belum diketahui apakah ada di antara produk-produk tersebut yang bisa diperoleh di sini.
Sumber : din - female.kompas.com
Lihat juga : hanamasa, ramen, seafood
Namun salah satu kondimen dalam sushi ini ternyata memiliki berbagai manfaat penyembuhan. Wasabi, yang dibuat dari tumbuhan dari rumpun kubis, mampu mengatasi segala sesuatu; dari mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lubang pada gigi, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendukung oksigenasi dari jaringan sel ketika dikonsumsi untuk membantu Anda mengatasi kondisi hangover. Wasabi yang dioleskan di bibir bahkan bisa membuat bibir Anda lebih penuh, dan berfungsi sebagai perangsang hasrat seksual bila dikonsumsi kaum pria!
Dahulu, tumbuhan ini diandalkan untuk kemampuan antimikrobanya, dan digunakan suku asli Jepang untuk melindungi mereka dari keracunan makanan. Wasabi juga terbukti ampuh sebagai perantara antibakteri alami dengan konsentrasi potasium, kalsium, vitamin C, dan phytochemical yang tinggi. Hal tersebut mampu menguatkan antioksidan pada tubuh dalam mempertahankan dan mengobati kulit dari radikal bebas.
Wasabi juga tidak hanya bermanfaat ketika ditelan. Bumbu ini terbukti juga menguntungkan ketika diaplikasikan ke kulit. Akibat sifat alami wasabi, industri perawatan kulit bahkan memasukkan bahan ini ke sejumlah produk perawatan kulitnya. Di antaranya sebagai bahan dasar facial dan perawatan tubuh di spa-spa.
Beberapa produk perawatan kulit berbahan dasar wasabi tersebut antara lain Lather's Wasabi Hand Washes, Lemongrass Wasabi Hand Wash, atau Naturopathica Green Tea Wasabi Mask untuk proses detoksifikasi pada wajah. Sayangnya, belum diketahui apakah ada di antara produk-produk tersebut yang bisa diperoleh di sini.
Sumber : din - female.kompas.com
Lihat juga : hanamasa, ramen, seafood
Rabu, 13 Oktober 2010
Resep Mi Yaki Ramen
Mi goreng dari dapur negeri sakura ini bumbunya sederhana. Karena itu rasa lembut kenyal ramen sungguh menggoyang lidah. Apalagi diselingi renyah gurih nori panggang!
Bahan:
2 sdm minyak sayur
2 batang daun bawang, potong 3 cm
2 siung bawang putih, cincang
30 g bawang Bombay, iris kasar
100 g daging ayam, iris tipis
2 sdm kecap Jepang
150 ml air
250 g ramen kering, rebus hingga lunak, tiriskan
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
Taburan:
1 sdm nori iris kasar
1 sdt wijen sangrai
Cara membuat:
* Tumis bawang putih dan daun bawang hingga layu.
* Masukkan bawang bombay, aduk hingga layu.
* Tambahkan daging ayam, aduk hingga kaku.
* Masukkan kecap, air, bumbu dan ramen. Aduk cepat hingga rata.
* Angkat, sajikan dengan bahan Taburan.
Untuk 4 orang
Sumber : detikfood.com
Lihat juga : Sour Sally, Hanamasa, Burger King
Bahan:
2 sdm minyak sayur
2 batang daun bawang, potong 3 cm
2 siung bawang putih, cincang
30 g bawang Bombay, iris kasar
100 g daging ayam, iris tipis
2 sdm kecap Jepang
150 ml air
250 g ramen kering, rebus hingga lunak, tiriskan
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
Taburan:
1 sdm nori iris kasar
1 sdt wijen sangrai
Cara membuat:
* Tumis bawang putih dan daun bawang hingga layu.
* Masukkan bawang bombay, aduk hingga layu.
* Tambahkan daging ayam, aduk hingga kaku.
* Masukkan kecap, air, bumbu dan ramen. Aduk cepat hingga rata.
* Angkat, sajikan dengan bahan Taburan.
Untuk 4 orang
Sumber : detikfood.com
Lihat juga : Sour Sally, Hanamasa, Burger King
Langganan:
Komentar (Atom)