Rabu, 13 Oktober 2010

Kuliner dari Timur

Tidak kenal maka tidak sayang, itulah ungkapan yang tepat untuk kulineri ala Papua. Bukan cuma soal buah merah yang fenomenal. Tapi, bumi cendrawasih itu masih menyimpan banyak sajian eksotis.

Memang, keberadaan makanan khas Papua, khususnya suku Asmat, sangatlah langka. Termasuk di timur Nusantara itu sendiri. Gampang-gampang susah ditemui lantaran kurang populer. Apalagi bila di kota besar seperti Jakarta.

Berangkat dari fenomena itulah, restoran Yougwa yang berada di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading Permai, berdiri. Membumikan kulineri ala Papua yang langka. Papan namanya pun berukuran raksasa. Sungguh pemandangan yang tidak biasa di tengah kawasan yang dihuni beragam restoran hidangan modern tersebut.

Yougwa Kelapa Gading merupakan cabang dari restoran pusatnya yang berada di Jayapura. Jadi, bila Anda yang pernah mencicipi dan merindukan atau penasaran menu Papua, tidak perlu repot terbang ke sana.

Salah satu menu andalannya adalah papeda atau lebih dikenal sebagai "nasinya" orang Papua. Bentuknya seperti gumpalan lem kanji atau mirip agar-agar bertekstur kenyal. Sebab, papeda memang terbuat dari sagu yang diadon dalam air mendidih. Meski bentuknya kurang menarik, jangan salah, papeda mengandung gizi yang tinggi.

Bagi yang belum terbiasa memakannya, perlu ekstra kesabaran untuk memindahkan papeda ke piring makan. Maka alat dan teknik khusus juga diperlukan untuk menciduknya. Untuk melakukannya memakai dua garpu kayu dengan gerakan menggulung. Hal ini agar papeda tidak jatuh kembali ke dalam mangkuk karena sifatnya yang licin dan kenyal.

Porsinya pun berbeda dengan cara menghidangkan nasi. Bukan per centong, tapi mangkok. Ukuran sedang seharga 22.500 rupiah dan 27.500 rupiah untuk ukuran besar.

Menyantap papeda sangat nikmat dengan lauk seafood kuah asam kepala ikan malas. Asam dari kuah tersebut sebagai penyeimbang rasa papeda yang cenderung tawar. Karena itu, papeda perlu dibanjiri kuah yang banyak. Menikmati papeda pun harus dalam keadaan panas. Cara makannya pun unik. Mula-mula, piring makan harus diisi kuah asam tersebut. Setelah cukup banyak, barulah papeda dimasukkan ke dalam piring. "Rasanya sangatlah khas. Kuah asam dan papeda membuat tenggorokan dan tubuh terasa hangat," ujar Jimmy, salah satu pengunjung Yougwa.





Sumber : koran-jakarta.com




Lihat juga : steak, dim sum, wine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar