Selasa, 19 Oktober 2010

Mazda Gandeng Sour Sally

Tekad PT Mazda Motor Indonesia untuk memasarkan model anyarnya, Mazda 2 tak main-main. Upaya untuk memperkuat brand model yang berwujud hatchback dan sedan (tahun ini diluncurkan di Indonesia) terus dilakukan.

Salah satu terobosan yang dilakukan PT MMI adalah, menggandeng waralaba non fat frozen yogurt terkenal Sour Sally untuk melakukan co-branding. “Kami melakukan co-branding dengan Sour Sally, karena positioning kami sama yaitu sebagai produk pendukung lifestyle kalangan muda yang kini tengah digandrungi,” tutur Astrid Ariani Wijana, Brand & Communication Manager PT MMI di Jakarta, Kamis (18/3).

Dengan membangun jejaring pemasaran itu, PT MMI berharap citra merek Mazda 2 semakin dikenal di kalangan muda. “Tentu kami berharap brand awareness Mazda 2 juga semakin kuat di top of mind konsumen. Begitu pun sebaliknya dengan produk Sour Sally,” tandas Astrid.

Hal senada juga diungkapkan Donny Pramono, Founder Sour Sally. "Mazda2 memiliki tampilan yang sangat stylish yang mampu menginspirasi siapa saja, termasuk kami," sebut dia.

Sementara, Yoshiya Horigome, Presiden Direktur PT MMI mengaku upaya co-branding merupakan cara memasyarakatkan brand yang bukan perkara mudah. Selain perlu kecermatan dalam strategi juga membutuhkan mitra yang memiliki segmen, karakter, serta daya tarik besar.

“Dan kami merasa (dengan Sour Sally) ini cocok. Tentu sangat menarik, karena sebuah mobil stylish dengan yogurt yang sudah menjadi lifestyle,” papar Horigome.

Bagi Erwin Subarkah, pengamat pemasaran otomotif, apa yang dilakukan oleh PT MMI ini merupakan strategi yang pas untuk memperkuat citra merek Mazda 2. Pasalnya, nama Mazda 2 sendiri cukup fenomenal, karena jauh hari sebelum diluncurkan pada akhir November 2009 lalu sudah begitu gencar dikomunikasikan.

“Sehingga begitu diluncurkan mencatat penjualan cukup tinggi. Nah, brand yang sudah melekat di benak orang itu harus di-maintainance. Caranya dengan melakukan terobosan pemasaran yang selangkah lebih maju, salah satunya co-branding itu,” papar Erwin kepada Tempo.

Sedangkan ihwal Sour Sally yang digandeng sebagai mitra, Erwin menilai karena keduanya memiliki segmen yang sama yaitu kalangan muda atau keluarga muda perkotaan. Segmen itu juga menjadi sasaran pemasaran Mazda 2.

“Produk yogurt telah menjadi tren, Mazda pun berharap produknya juga menjadi tren di segmen yang sama. Nah, bila sinergi ini berjalan, maka yang akan terjadi adalah proses pemasaran yang disebut evangelis marketing,” jelas dia.

Dia menyebut, evangelis marketing atau pemasaran dari mulut ke mulut oleh orang-orang pemilik produk yang bersangkutan dengan loyalitas yang tinggi. Pasalnya, seseorang yang memiliki fanatisme terhadap produk yang digunakan akan dengan bangga merekomendasikan produk itu ke orang lain, ketika mereka ingin membelinya. “Disinilah manfaat co-branding itu,” ujar Erwin.

Seperti diketahui, dalam dua bulan pertama di 2010 ini tren penjualan Mazda 2 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data yang dilansir Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, pada Januari Mazda 2 membukukan penjualan 86 unit. Sedangkan di Februari penjualan mobil ini tercatat 236 unit.


Sumber : Arif Arianto - tempointeraktif


Lihat juga : hanamasa, burger king

Tidak ada komentar:

Posting Komentar